Jangan Kaget dengan judul diatas.
Suatu hal yang ternyata kebetulan menurut kacamata kita, ternyata sudah digariskan oleh Allah, jauh sebelum kita lahir.
Mengimani sesuatu yang ghaib adalah salah satu bentuk dari keimanan seorang Muslim. Bagaimana tidak?. Mengimani hari Akhirat yang jelas-jelas belum terjadi, kita mau tidak mau harus mengimani nya. Mengapa demikian? karena memang hari akhirat itu ADA. Sudah tertulis di Al Qur’an dan sudah dijelaskan oleh Nabi SAW melalui hadist yang sudah dibukukan dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Salah satu bentuk iman lainnya adalah mengimani bahwa takdir itu ada dan sudah tertulis jauh sebelum kita lahir. Kita sudah dipersiapkan oleh Sang Pencipta untuk lahir di Bogor, katakanlah demikian. Maka kita akan lahir di Bogor dari rahim seorang ibu, yang kita sendiri tidak bisa memilih kepada ibu siapa kita dilahirkan.
Demikianlah, kebetulan adalah bukan suatu kebetulan semata. Kebetulan menurut kacamata awam adalah karena kita tidak tahu apa yang terjadi sekarang dan juga hari kemudian.
Saya merasa “asing” sebenarnya dengan dunia saya sekarang. Maksudnya adalah semasa kecil saya saya tinggal di kampung, di pulau Bangka dan kemudian pindah ke Pulau Belitung.
Masa kecil saya dihabiskan dengan bermain bersama anak anak kampung dan kadangkala selepas magrib mengaji bersama ustadz di sebuah Langgar, di kampung Dul, di pulau Bangka. Jadi saya tidak mengenal dunia Pesantren.
Pesantren yang saat ini sudah semakin umum, dikenal luas oleh masyarakat Muslim Indonesia adalah tidak hanya sebagai tempat mengaji saja. Bahkan saat ini banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya ke pesantren dari mulai SD hingga SMA. Artinya fungsi pesantren sudah seperti sekolah biasa.
Pesantren ada yang mengkombinasikan pelajaran umum (50%) dan pelajaran agama islam (50%). Ada juga pesantren yang kurikulumnya full Agama Islam.
Pesantren Tahfidz Akbar, sebuah pesantren khusus yang berada di kawasan Sentul City Bogor, merupakan pesantren yang khusus mencetak generasi penghafal Al Qur’an. Jadi sebagian besar materi pelajarannya, sebanyak 80% adalah menghafal Al Quran.
Bagaimana dengan ijazah formal? Saat ini banyak pesantren kitab atau pesantren khusus penghafal Al Qur’an yang mengikuti program Kejar Paket. Sehingga mereka meskipun tidak mengikuti pelajaran umum seperti di SMP atau SMA, mereka tetap mendapatkan ijazah dari jalur pendidikan non formal. Artinya tetap bisa melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.
Begitulah…
Hidup sesorang bisa berubah tiba-tiba. Dan kita semua harus percaya dengan takdir. Baik itu takdir yang baik ataupun takdir yang buruk (menurut kita)
Takdir buruk seringkali menyebabkan kita berburuk sangka dengan Allah. Padahal boleh jadi itu baik untuk kita. Masalahnya memang, kita tidak bisa memahami takdir itu terjadi pada saat itu juga. Boleh jadi, kita faham setelah berjalan dalam hitungan bulan atau tahun.
So, jadilah manusia yang siap menerima kebetulan yang bukan kebetulan.
Mudah-mudahan kita menjadi insan yang lebih dari hari kemarin.
Salam,
Sentulfresh 4 Mei 2018