Mendengar kata bekam, terbayang tubuh kita di silet dan dikeluarkan darahnya. Baru membayangkan saja sudah terasa ngilu dan ngeri. Setelah ditusuk-tusuk darah kita disedot dan dikeluarkan. Apa kita tidak kehabisan darah? Apa kita tidak lemas?. Tak heran banyak orang yang tidak mau di bekam meskipun dibayar gratis, katanya.
Menurut situs wikipedia, Bekam (Arab: الحجامة; al-hijamah) adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya.
Dalam bahasa Jawa disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam bahasa Inggris disebut blood cupping/blood letting/cupping therapy/blood cupping therapy/cupping therapeutic. Dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan. Di Asia tenggara (Malaysia dan Indonesia) dikenal dengan sebutan bekam.
Teknik bekam ternyata sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita, bahkan pada zaman kerajaan mesir, kerajaan Saba, bekam sudah lazim dilakukan. Pada jaman china kuno, hijamah menggunakan tanduk, sebelum praktik modern yang menggunakan kaca. Selain itu, di beberapa tempat menggunakan lintah sebagai pengganti tanduk atau kaca.
Begitulah… ber bekam ternyata bukan hanya dilakukan oleh kaum Muslim saja, melainkan dilakukan oleh manusia di muka bumi ini sejak abad lampau hingga jaman modern ini.
Awalnya saya merasa ngilu di telapak kaki saya. Indikasi awal yang saya rasakan adalah sewaktu bangun tidur kaki kanan agak sulit digerakkan dan terasa ngilu. Jika saya menapakkan kaki ke lantai, maka ngilu itu akan terasa sekali dan jalan pun akan tertatih-tatih.
Beberapa teman menyarankan untuk refleksi dan berjalan di bebatuan sewaktu pagi hari. Nasihat tersebut saya coba. Setiap subuh, setelah menunaikan kewajiban shalat Subuh berjamaah di Musholla Baitur-rahma, saya membuka sandal saya dan berjalan kaki tanpa alas. Terasa batu yang tajam menusuk-nusuk telapak kaki. Semuanya saya tahan, perlahan lahan berjalan hingga mencapai rumah.
Saya coba ritual tersebut selama beberapa hari. Yaa.. beberapa hari. Setelah itu saya coba juga nasihat ahli Thibbun Nabawi dengan menginjakkan kaki menggunakan bambu bulat. Resep tersebut saya lakukan pada pagi dan petang, selama sekitar 5 menit.
Kebiasaan baru yang juga sudah mulai rutin saya lakukan adalah minum madu pahit. Caranya, tuangkan air hangat ke dalam gelas, masukkan 2 sendok madu pahit dan aduk secara merata. Setelah itu minum dengan terlebih dulu di kumur kumur kan selama beberapa detik. Lakukan kebiasaan itu di pagi hari setelah atau sebelum shalat subuh.
Beberapa berlangsung, ternyata sakit kaki saya tak kunjung sembuh. Akhirnya sampailah saya kepada teknik bekam ini. Awalnya tidak sengaja, sebenarnya saya hendak minta tolong anak buah saya untuk mengerok badan karena terasa masuk angin. Gejala masuk angin tersebut biasanya terlihat dari badan lesu, ngantuk terus, badan fit tapi terasa tidak enak dll.
Akhirnya teringatlah saya bahwa saya sudah beberapa lama meninggalkan kebiasaan bekam. Mungkin sudah lebih dari 6 bulan saya tidak bekam. Berbekam ini adalah salah satu thibbun Nabawi dan di lakukan oleh Rasullulah SAW. Karena memang waktunya mendesak, pada hari Rabu sore tersebut saya memaksakan diri pergi ke Klinik Pengobatan Thibbun Nabawi Az Zikra Sentul.
Hanya memakan waktu 10 menit saya tiba di sana dan tidak beberapa lama, therapist sudah mempersilahkan saya tidur di ruang prakteknya. Saya utarakan bahwa kelihatannya saya masuk angin dan juga kaki saya ada keluhan seperti kesemutan dan ngilu di telapak kaki. Beliau langsung faham dan bilang bahwa kaki saya pun akan di bekam, di sisi kanan dan sisi kiri dibawah lutut kaki.
Alhamdulillah… hanya kira kira 30-45 menit proses berbekam selesai dan badan saya terasa enteng. Mungkin ada efek dari sinar UV di di berikan pada saat setelah berbekam tersebut, dan tentu saja, darah kotor yang dikeluarkan yang cukup banyak pada saat berbekam menyebabkan badan saya terasa enteng. Oleh terapis bekam tersebut saya disarankan untuk tidak mandi pada sore menjelang malam tersebut dikarenakan selama lebih kurang 3 jam, tubuh jangan terkena air. Kata beliau, pori porinya belum menutup sempurna. Takutnya malah akan demam.
Alhamdulillah… setelah 2 hari berjalan, kaki saya terasa ringan dan tadi pagi hanya sedikit sekali terasa ngilu di kaki. Mudah-mudahan bisa hilang dan kembali normal.
Saran saya bagi anda yang merasa pegal pegal di sekujur badan, terasa masuk angin dan ada keluhan kesemutan, nyeri dll, silahkan lakukan ritual bekam tersebut. Sudah cukup banyak ahli terapis bekam berpengalaman yang tersebar di negeri ini. Lakukan sunnah pengobatan Rasul dengan bekam dan minum air madu hangat dan tentu saja jika disertai dengan puasa sunnah, ibadah tersebut lebih afdhal dan bernilai ibadah tinggi.