Bagi Frozener, panggilan akrab bagi member komunitas Frozenfood Indonesia, kata belajar membuat website bukanlah sesuatu yang baru. Sebagian member sudah memiliki website baik itu website pribadi maupun website perusahaan.
Meskipun sudah memiliki website, ternyata tidak semua member bisa mengedit atau hanya sekadar memasukkan artikel ke dalam website tersebut. Entah karena memang tidak bisa update konten ataupun ada juga yang tidak diberi password admin.
Dari 180 an member komunitas Frozenfood Indonesia, saya amati tidak sampai 30% yang memiliki website dan mungkin 10% yang websitenya selalu update diisi artikel atau konten secara rutin.
Belajar membuat website memang bisa dimana saja. Sudah banyak kursus singkat ataupun jika mau instan bisa meng-hire profesional untuk mengerjakan website. Dengan kisaran uang Rp. 500,000-Rp. 5,000,000 dengan seketika website bisa tayang.
Permasalahannya bukan di situ. Para Frozeners tersebut adalah bussiness owner dan mereka sehari-harinya disibukkan dengan proses produksi, proses delivery product, create demand, dll. Kadang terfikir untuk membuat website, tapi selalu saja ada halangan. Kata yang paling sering saya dengar adalah : ” saya gaptek pak. Boro-boro update konten. Lha… website saya saja saya gak tahu mau diapain. Gimana cara masukkan konten pun gak tahu”.
Miris memang. Di era digital seperti saat ini, dimana arus informasi hilir mudik tak terbendung, website adalah keniscayaan. Website perusahaan sangat dibutuhkan oleh pelaku UKM Indonesia. Website adalah identitas bagi usaha kecil dan menengah yang ingin “Naik Kelas”.
Atas dasar hal di atas, saya memberanikan diri menawarkan ilmu saya yang sedikit ini untuk berbagi dengan para frozeners untuk membantu mereka belajar membuat website. Belajar bersama-sama untuk mengisi konten, update content, belajar menganalisa kata kunci menggunakan google keyword planner dan lain lain.
Saya jadualkan belajar membuat website setiap hari selasa atau rabu. Alhamdulillah…. niatan kecil saya disambut antusias oleh frozeners, bahkan saya kewalahan. Semuanya saya niatkan Free of Charge. Gratis tanpa embel-embel. Saya memang berniat menyedekahkan waktu dan ilmu saya yang sedikit ini untuk kemajuan usaha teman-teman.
Mudah-mudahan saya diberi umur dan waktu yang cukup untuk mendedikasikan diri ini di majelis ilmu. Untuk menjadi ustadz, kelihatannya ilmu saya masih sangat cetek. Mau jadi Imer’s atau mastah pun sebenarnya tidak pernah terlintas. Menjadi Mastah itu seperti DEWA. Tahu kan istilah mastah?. Mastah adalah jago internet marketing, jago SEO, jago oprek-oprek website dan sederet julukan keren lainnya.
Saya hanya mau menjadi seorang peternak, yang bisa membantu teman-teman yang butuh dengan sama-sama belajar membuat website, yang kesehariannya di farm saja. That’s enough for me. Sungguh… kepuasan yang tiada tara tatkala bisa membantu teman yang membutuhkan. Dan mereka tersenyum puas.