Banyak cara peternak sapi perah bertahan untuk tetap memelihara hewan ternaknya. Ada yang berusaha memproduksi pakan sendiri, ada juga yang mengelola sendiri dari mencari rumput, memerah, dan menjual hasil susunya. Ada juga yang berusaha dengan meningkatkan nilai tambah / “value added” misalnya dengan menjual susu dalam kemasan ataupun membuat yoghurt. Pilihan saya jatuh kepada membuat es yoghurt dengan merk SENTULFRESH.
Dalam menjalankan roda bisnis peternakan dan pertanian, peternak haruslah pandai untuk mencermati situasi, baik itu situasi internal maupun eksternal.
Situasi Internal meliputi manajemen kandang, manajemen sumber daya manusia (operator kandang), dan manajemen hasil produksi (susu). Semuanya saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Situasi eksternal (yang biasanya memang sulit untuk dikontrol) adalah harga susu (di koperasi/KPS) dan Lingkungan (musim panas atau musim hujan). Faktor eksternal ini tidaklah terlalu penting karena semua peternak sapi perah pasti akan mengalaminya. Jadi kita fokus saja pada pembahasan faktor internal dan bagaimana kiat mengatasi masalah tersebut.
Dari semua faktor internal diatas yang paling rumit dan menurut saya sampai detik ini banyak peternak sulit mengatasinya adalah Manajemen sumber daya manusia atau bahasa sederhananya bagaimana mengatasi agar operator kandang bisa betah bekerja di tempat kita.
Beberapa diskusi kecil sempat saya lakukan pada saat bertemu dengan teman sesama peternak sapi perah pada saat menyetor susu ke koperasi atau pada saat mengambil “gajian susu” setiap awal bulan.
Sambil berseloroh kecil mereka umumnya mengamini bahwa permasalahan anak kandang ini memang tidak dapat dianggap sepele. Tetapi karena sudah umum terjadi cepatnya turn over anak kandang, mereka akhirnya menjalani ini dengan santai saja.
Sempat saya tanyakan apakah faktor gaji berpengaruh nyata terhadap loyalitas pekerja kandang?. Di jawab oleh mereka memang faktor gaji sangat berpengaruh, tetapi yang paling penting adalah faktor Bosan bekerja di lingkungan kandanglah yang lebih dominan berpengaruh terhadap loyalitas mereka.
Kali ini kuta fokus bagaimana meningkatkan pendapatan peternak sapi perah sehingga bisa menggaji pekerjanya dengan lebih baik. Ada tiga cara yang saya lakukan di farm. Yang pertama adalah meningkatkan harga jual susu mentah. Sebelumnya seharga Rp. 6,000 per liter, kemudian saya naikkan menjadi Rp. 8.000/liter, dan akan saya naikkan lagi menjadi Rp. 10,000/liter susu murni mentah (beli di kandang).
Cara kedua yang saya tempuh adalah membuat wisata edukasi / wisata edukatif untuk siswa TK dan SD. Mengapa saya fokuskan ke TK dan SD? Karena memang di tingkatan sekolah tersebut para siswa “diwajibkan” untuk mengikuti kegiatan yang sifatnya tematik. Tema binatang dan tema tumbuhan. Itulah sasaran utama saya sehingga fokus wisata edukasi tersebut ke sekolah TK dan SD.
Cara ketiga adalah membuat olahan susu yaitu yoghurt, lebih khusus lagi es yoghurt. Mengapa pilihannya jatuh ke es yoghurt. padahal es yoghurt kan bernilai jual rendah? Hanya seharga Rp. 5,000 – 10,000/pax isi 10 batang. Sedangkan jika saya menjual yoghurt plain, maka harga lebih tinggi akan didapat.
ES YOGHURT SENTULFRESH, demikian saya menamakan merk yoghurt saya, sesuai dengan nama farm yaitu Sentulfresh Dairy Farm. Es yoghurt sentulfresh ini memiliki keistimewaan dari sisi rasa yaitu lembut di lidah. Kata om Bondan Winarno, rasanya nendang bingits. Rasa lembut ini didapat karena komposisi yoghurt/susu di dalam es yoghurt tersebut memang banyak, yaitu 50% dari total larutan es yoghurt.
Keistimewaan kedua yaitu es yoghurt sentulfresh tidak menggunakan pemanis buatan atau lazim disebut saccharine atau bahan sejenisnya. Tidak ada alasan yang lebih tepat bagi saya untuk tidak menggunakan pemanis buatan ini selain alasan KESEHATAN. Saya tidak ingin menyediakan jajanan bagi anak saya dan anak Indonesia jajanan yang tidak ramah SEHAT. Jika aman di konsumsi anak saya, maka Insya Allah akan aman dikonsumsi anak-anak yang lain.