Saya mau menuliskah hal remeh temen di wall facebook. Bahasannya adalah seputar follower saya yang jumlahnya ternyata sudah 1,000 lebih, dan friend list saya lebih dari 5,000, yang kemudian saya unfriend akun tidak aktif, sehingga jumlahnya kurang dari 5,000.
Sebenarnya saya malu dengan 1,100 an orang yang mengikuti saya di Facebook. Karena di satu sisi saya merasa bahwa apalah saya ini. Apa yang mau diikuti dari status seorang Zulham. Saya bukan exhibisionist, juga bukan orang ngetop di sekolah atau di kampus. Apalagi saya kerja kantorannya hanya sekali, di PT Dupont Indonesia, sebuah perusahaan jagung hibrida.
Juga dengan friend list sebanyak 5,000 an orang. Kebanyakan mereka saya add karena dulu waktu di awal membuat akun facebook ini saya terobsesi mau mengumpulkan teman-teman dalam satu wadah di facebook, yaitu di Grup alumni.
Entah itu grup alumni SMA Negeri 2 Tanjung Karang, grup alumni sewaktu kuliah di jurusan Teknologi Pangan Unila, ataupun teman kuliah di Faperta Unila.
Bagaimana cara saya add akun tersebut?
Biasanya saya masuk ke suatu grup, kemudian add beberapa orang yang aktif disitu dan saya lihat firend list nya. Jika ia satu alumni dengan saya, maka saya add. Demikian seterusnya sehingga lambat laun friend list saya mencapai 5,000.
Sewaktu membuat akun pribadi ini, terfikir bahwa saya harus bisa “menjual” suatu produk atau barang melalui pencitraan dari akun pribadi.
Apakah Bisa?
Banyak teman yang sudah membuktikan bahwa bisa banget menjual dengan akun pribadi dan dibumbui dengan pencitraan. Apalagi sudah menguasai ilmu copywriting.
Dengan ilmu copywriting seseorang bisa menjual dengan cara halus, bahkan dengan cara sangat halus. Dengan teknik bertutur kata, bercerita mengalir seperti air, pembaca status tidak terasa digiring ke arah “pembelian” atau closing produk.
Begitu hebatnya seorang penulis. Ia bisa menggiring pembacanya untuk mempengaruhi alam bawah sadarnya sehingga ia “terbius” untuk mengikuti alur fikiran si penulis.
Tak heran, banyak buku berpengaruh yang “berbahaya”. Karena dengan kekuatan karakter tulisan, ia bisa saja merubah ideologi seseorang, ia bisa saja meng-agitasi pembacanya untuk melakukan sesuatu diluar akal sehat dan lain sebagainya.
Apa yang diharapkan dari follower kepada orang yang diikutinya?
Saat ini saya lagi gandrung mengikuti tulisan dari mastah-mastah, sebutan keren untuk orang yang ahli di internet marketing. Mereka para mastah ini sering memberikan tips bagaimana berbisnis online.
Selain itu, mereka juga sering memberikan bocoran mengenai tips apa yang akan mereka beri dengan mengetikkan clue-clue kecil.
Saya senang sekali jika mereka memberikan silabus apa yang akan diajarkan.
Sebagai seorang Sensing extrovert (Se), saya terlatih untuk melihat, mengamati, dan meniru dengan baik. Dengan kemampuan mesin kecerdasan ini, saya biasanya mencari orang “tertarget” dengan pola-pola peniruan tertentu saya bisa “mencuri” ilmu mereka.
“Mencuri” ini dalam konotasi positif yaa.
Pembaca status ini juga bisa melakukan teknik pencurian model saya. Teknik nya sangat sederhana sekali. Tiru apa yang dilakukan, cari referensi di buku atau via googling, jika tekniknya keren, tiru Plek saja alias tiru 100%. Jika sekiranya menurut kita perlu perbaikan, lakukan modifikasi seperlunya.
Saya tidak tahu apa harapan follower saya yang 1,000 an orang itu.
Jujur saja, status saya sering ngaco kesana kemari. Kadang jualan yoghurt, kadang jualan wisata edukasi TK dan SD, kadang bicara mengenai pesantren dan rumah tahfidz, kadang juga bicara mengenai bisnis frozen atau tips kecil soal google my business, kadang soal komunitas, kadang soal bisnis recehan, dll.
Saya berharap, dengan membuat status di timeline facebook pribadi ini bisa membuat pembaca status saya bisa terinspirasi, bisa mendapatkan manfaat, tidak sekadar haha-hihi saja.
Udah gitu saja dulu yang mau saya tulis.
Kata mas Zain Fikri, dalam tulisannya, ia meng quote ucapan Bruce Lee, yaitu:
“Saya tidak takut dengan orang yang mempunyai 10,000 jurus (tendangan) yang Cuma dilatih sekali. Tetapi saya lebih takut denga orang yang punya 1 jurus (tendangan) yang dilatih hingga 10,000 kali”.
So… cari kekuatan anda dan latihlah 10,000 kali supaya anda menjadi “sesuatu”.
Kampung Cijulang Bogor,
10 September 2017
http://zulhamariansyah.com