Hari Sabtu 28 Oktober 2017, Saya dan anak sulung saya, M Akbar Rasyid mengunjungi SICC untuk menimba ilmu di Kopdar Saudagar Nusantara (KSN) 2017 yang baru pertama kali berlangsung.
KSN 2017, demikian kami menyebutnya, adalah perhelatan besar yang di inisiasi oleh Kang Rendy Saputra, seorang anak muda yang memiliki semangat luar biasa, untuk menghimpun para pengusaha, lebih tepatnya para saudagar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dimulai dari Bogor Berdaya (#Bober), komunitas para pengusaha UKM di Bogor, dari pertemuan dengan jumlah peserta puluhan hingga ratusan peserta. Diadakan setiap minggu pada hari senin, non stop. UKM Bogor di charge ilmu bisnis nya oleh para guru-guru bisnis dari seluruh Indonesia.
Bogor Berdaya memiliki dampak yang cukup luas. Meskipun namanya Bogor, tetapi yang datang ternyata tidak hanya pengusaha Bogor saja, melainkan pengusaha dari Depok, Bekasi, Jakarta, Sumedang, Sukabumi, dll.
Luar Biasa. Dua kata ini sudah cukup mewakili pengaruh Komunitas Bogor Berdaya. Bogor berdaya diikuti oleh Depok Berdaya, Bekasi Berdaya, dan masih banyak berdaya lainnya.
Road show komunitas Berdaya yang diselenggarakan di seluruh Indonesia ini dikumpulkan selama 2 hari, pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2017, di Sentul International Convention Centre. Acaranya megah dan meriah.
Hari ini saya ajak Abang Akbar untuk melihat geliat para saudagar Indonesia yang berkumpul menyatukan visi besarnya untuk membentuk Indonesia yang kuat dan mandiri.
Sengaja saya ajak Abang membersamai saya bertemu dengan teman teman dari seluruh Indonesia. Saya bilang ke Akbar, bahwa jika ia besar kelak, akan melihat pertemuan-pertemuan saudagar Muslim seperti ini harus diselenggarakan intens.
Berjejaring, berkumpul, bersatu dalam komunitas, menyatukan visi dan misi, belajar memimpin dan dipimpin, belajar mengemukakan pendapat di muka umum. Itulah kelak yang harus dilakukan oleh Akbar untuk sukses memimpin Sentulfresh dan memimpin Pesantren Tahfidz Akbar menjadi besar.
Terus terang saya iri dengan environment yang diberikan oleh para pengusaha Cina Indonesia kepada anak-anaknya.
Mereka, para pengusaha Cina, mendidik anaknya keras. Mereka dilibatkan dalam bisnisnya sedari dini. Mereka nongkrong di toko kelontongnya selepas pulang sekolah. Belajar melayani pelanggan. Belajar me-manage uang dengan baik.
Semuanya dilakukan sedari usia dini. Dan yang paling penting, lingkungan dikondisikan sehingga ia belajar langsung tanpa disadari dan tanpa terpaksa.
Itu yang saat ini saya lakukan kepada Abang Akbar. Ia sedari kecil sudah mengenal apa itu bisnis. Ia selalu saya libatkan dalam pembicaraan bisnis dengan rekan bisnis saya.
Jika ada tamu bisnis yang berkunjung ke farm, Akbar selalu saya ajak ngobrol bareng. Meskipun ia enggan, tetapi saya seringkali ajak dia ke pertemuan bisnis.
Saya ingat, waktu saya diundang oleh Komunitas Kicaumania, Kicaumania.or.id untuk ikut dalam musyawarah pemilihan ketua KM. Saya ajak Akbar ke Lido dari siang hingga malam, mengikuti proses pemilihan ketua komunitas.
Dan puncaknya, saya melantik ketua KM saat itu, om Ridho sebagai ketua KM terpilih. Akbar melihat secara langsung, bagaimana ayahnya turut aktif ber-komunitas dan menjadi bagian penting dari komunitas tersebut.
Ia pun secara tidak sadar, sudah aktif dan terlibat di komunitas tersebut.
Begitulah… anak jaman sekarang harus dilibatkan dalam percaturan bisnis yang ayahnya lakukan. Ajaklah anak dalam pertemuan bisnis, persepakatan bisnis, negosiasi bisnis dan aktivitas bisnis lainnya.
Sedari awal mereka harus dikondisikan untuk menjadi pemimpin bisnis sesungguhnya, sehingga kelak jika ia besar, sudah tidak gagap melihat kenyataan yang ada.
Kopdar Saudagar Nusantara 2017 selesai hari minggu 29 Oktober 2017. Mari kita membersamai para saudagar dari seluruh Indonesia untuk membangun Indonesia yang hebat sehingga kelak sejarah mencatat kita sebagai seorang berperan aktif di dalamnya.
Salam Indonesia Hebat,
Sentulfresh, 28 Oktober 2017