Judul diatas bukan sekadar basa basi, karena berdasarkan pengalaman yang saya alami selama bergaul dengan para sejawat UKM, seringkali selentingan berita dengan topik di atas terjadi. Apa mungkin kita membeli produk teman tanpa sedikitpun menawar. Jawabannya : YES.
Tulisan ini juga terinspirasi dari tulisan kang Eep S Maqdir, beliau adalah pemerhati tanaman organik, ketua umum Swadaya petani Indonesia, dan juga seorang novelis. Dalam wall facebook nya, beliau menulis topik seperti di atas. Saya tergelitik untuk menulis hal serupa karena sudah beberapa kali saya melihat tulisan yang di share di wall teman saya.
Saya kutip tulisan di wall kang EEP seperti ini : “Sudjiwo Tedjo, pernah berkata, jika dia mengaku temen dekat anda atau anda menganggap dia teman anda maka hargai usaha dan karyanya dengan cara membeli karyanya bukan malah minta gratis atau bilang harga temen, karena membangun usaha atau merintis perlu dukungan dan dana ekstra lebih jika orang terdekat saja sudah minta gratis atau diskon bagaimana caranya dia bisa melanjutkan usahanya? Jika semua diskon lantas dia dapat untung dari mana? Bangkrut sebelum dijual ke orang lain itulah yang sering terjadi.”
Punya temen dekat yang baru buka usaha? Cobalah beli dan lebihkan kalau bisa karena mereka sedang merintis yang butuh dana dan dukungan lebih anda mereka akan senang betapa mengertinya keadaan orang terdekatnya dan mendukungnya. Karena sesungguhnya yang dibutuhkan orang yang sedang merintis usaha bukan modal tapi dukungan. Kadang kita pengen melanjutkan tapi karena tidak ada dukungan kita berhenti untuk bergerak.
.
Jack Ma CEO AliBaba.Com sekaligus orang terkaya No.1 di China pernah berkata, “Ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapapun yang Anda jual ke mereka, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. Dan semurah apapun Anda jual ke mereka, mereka tetap tidak menghargainya.”
Nah… Jack Ma sendiri sudah menyimpulkan seperti itu. Kadang saya berfikir bahwa mereka UKM ini kan merintis dari nol. Dan ada juga diantara mereka jatuh dalam keterpurukan, bergabung dengan komunitas-komunitas bisnis dan berusaha untuk mencari pengalaman dan bantuan dari para mentor bisnis. Setelah produk jadi dan mau menjual dengan harga yang pantas, eh.. ternyata masih di tawar juga.
Yuukk.. dari sekarang, kita himbau dari dalam diri kita sendiri. Jika ada teman yang punya usaha dan mereka menawarkan produk, terutama produk makanan yang marginnya juga tidak terlalu besar, kita BELI dengan harga HET atau published rate nya. Kita makmurkan teman kita sebagaimana kita makmurkan diri kita sendiri. Bisa kita bayangkan jika posisi kita saat ini berada pada posisi mereka yang menawarkan produknya.
Saya ucapkan selamat kepada teman-teman para UKM Makanan dan Minuman yang saat ini masih berjuang untuk bertahan dan mandiri membuat produk dan menjual sendiri produknya. Tetaplah semangat berproduksi, jangan lupa bergabung dengan teman-teman yang baik. Masih banyak teman yang mau membantu saudara-saudara kita untuk bangkit dan menjadi PENGUSAHA SUKSES dunia akhirat.
Sentulfresh, 5 Agustus 2016.
Tulisan yang dibuat disela-sela membantu membimbing mahasiwa magang Universitas Lampung dan STEI TAZKIA