Menunggu waktu shalat Isya adalah waktu yang cukup pendek dibandingkan dengan waktu antara zhuhur ke Ashar dan Ashar ke Magrib. Menunggu waktu Isya lazim dilakukan oleh para santri penghafal Al Qur’an, tidak terkecuali santri Rumah Tahfidz Akbar.
Salah satu kewajiban santri Rumah Tahfidz adalah menghafal Al Qur’an, dilakukan sendirian ataupun bersamaan dengan yang lain. Terkadang mereka “mojok” di pinggiran mushola untuk mendapatkan konsentrasi yang tinggi, tetapi seringkali mereka berbarengan menghafal, terutama untuk surat surat pilihan seperti Ar-Rahmaan, Al Mulk, Yassin, dll.
Malam ini saya berkesempatan ikut mendengarkan mereka murajaah dan menghafal. Saya tatap satu persatu wajah mereka, terlihat semangat dan Insya Allah yang saya lihat adalah wajah-wajah Ikhlas yang mengharapkan ridho Allah SWT.
Iri rasanya jika membandingkan mereka yang saat ini duduk bersama saya di musholla Baitur-Rahma ini: masih muda belia sudah ada yang hafal 1 dan 2 juz. Subhanallah… Tak terasa dada ini menyeruak rasa senang luar biasa. Tak terasa hingga saat ini Rumah Tahfidz Akbar sudah mampu bertahan hampir 4 tahun lamanya.
Perjalanan waktu 4 tahun ini terasa singkat dan tidak terasa sudah cukup banyak santri putra dan santri putri yang sudah menyelesaikan hingga 2 juz. Seharusnya dengan konsistensi menghafal dan hadir di majelis rumah tahfidz ini, seorang santri bisa menghafal hingga 7-8 juz per tahun, bahkan bisa 15 juz per tahun. Kondisi saat ini sebenarnya tidak memungkinksn mereka untuk cepat menghafal dikarenakan mereka harus sekolah umum dan pulang ke rumah dahulu, baru berangkat mengaji ke rumah tahfidz Akbar. Itupun jika orang tua mereka konsisten mendorong anaknya untuk mengaji. Mereka yang pulang pergi dari rumah ke tempat mengaji seperti ini dinamakan Santri Kalong.
Faktor pendukung ini sangat penting bagi keberhasilan seorang santri dalam kecepatan menambah hafalan. Selain faktor orangtua, pengaruh teman sepermainan juga sangat berpengaruh bagi keberhasilan mereka. Tak heran jika temannya tidak mengaji, bermain layangan bersama teman yang lain, akan menyebabkan mereka malas berangkat mengaji. Apalagi pada saat musim hujan seperti sekarang ini banyak diantara mereka yang tidak berangkat mengaji.
Malam ini, diwaktu menunggu waktu shalat Isya, selepas magrib di musholla Baitur-Rahma, para santri mengaji bersama: murajaah dan menghafal sendiri-sendiri. Saya masih mengamati mereka hingga datang anak saya yang no 1, M Akbar Rasyid, menghampiri mereka sambil berseru, ” hey… Kamu semua diberi tugas menghafal Al Baqarah dari ayat berapa sampai berapa?, tukas Akbar cepat.
Suparman, Supirman, Ahad, dan Jamaluddin langsung berseru bahwa mereka ditugaskan menghafal Al Baqarah dari ayat 1 hingga 50. Alhamdulillah… Akbar dengan riangnya berteriak bahwa dia telah sampai di ayat ke 102 surat Al Baqarah. Subhanallah…. Alhamdulillah… Allahu Akbar…. Jantung saya berdegup kencang mendengar perkataannya. Ada haru bercampur dengan bangga, membuncah di dada ini. Yaa Allah… Mudahkanlah mereka para santri Rumah Tahfidz Akbar dalam menghafal kalam-Mu. Mudahkan mereka dalam belajar memahami ayat-ayat-Mu. masukkanlah mereka ke dalam surgamu yaa Allah… Jadikanlah mereka prajurit-prajurit pejuang yang menegakkan Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Kuatkanlah kami yang ada disini, di Sentulfresh Indonesia ini sehingga selalu istiqamah di jalanmu… Masukkanlah orangtua kami, kedua kakek dan Nenek dari anak kami ke dalam surgamu, terutama Ayahanda H Tasmika dan Ibunda H Hayatin karena atas lantaran beliau berdua kami bisa duduk di sini, di Musholla Baitur-Rahma ini, bersama sama dengan para santri, menghafal Al Qur’an. Aamiin….
Waktu adzan Isya telah tiba. 5 menit sebelum waktu adzan, ananda Akbar minta izin ke saya untuk melantunkan Asmaul Husna. Saya ijinkan sementara menunggu waktu Isya yang sebentar lagi akan tiba. Dan kami bersama-sama berjamaah di musholla ini. Mudah-mudahan Allah SWT memasukkan kami ke dalam golongan “lelaki yang mencintai Masjid” aamiin…
Musholla Baitur Rahma
27 Maret 2014
Hi thanks foor sharing this