Di artikel ini saya akan berbagi kisah bagaimana saya sampai berburu buku di market place, bukan di toko buku Gramedia atau TB Gunung Agung.
Sejak saya bekerja di tahun 1997, di PT Pioneer Hibrida Indonesia, saya selalu menyisihkan 100 rb per bulan untuk budget membeli buku. Entah kenapa, buku selalu memiliki magnet yang kuat bagi saya untuk larut di dalamnya.
Hobi membaca ini sebenarnya dimulai sejak SD kelas 1. Bapak saya kebetulan dulu berlangganan koran dan juga majalah. Karena kelas 1 SD sudah mulai belajar membaca, saya yang kebetulan suka di rumah saja iseng iseng membaca koran.
Keterampilan membaca mulai lancar tatkala saya menginjak kelas 2 SD. Majalah Bobo dan Kuntjung, bener gak penulisan nya, menjadi langganan bacaan saya di masa kecil itu.
Lama kelamaan saya mulai bosan dengan bacaan anak anak yang topiknya memang dari itu itu saja. Nah… mulailah saya menyukai koran yang beritanya lebih variatif dan menarik.
Agak aneh yaa jika anak kelas 2 SD mulai baca koran. Saya gak tahu kenapa saya suka membaca. Padahal dari 4 saudara lainnya, saya yang paling getol baca. Mungkin karena saya lebih suka menyendiri dan ketersediaan bahan bacaan kala itu cukup, sehingga minat baca saya tumbuh.
Kebiasaan ini berlanjut hingga saya bekerja dan memang sedari awal saya niatkan untuk menyisihkan sebagian gaji untuk membeli buku atau bacaan. Alhamdulillah itu menjadi sisi baik yang berguna bagi saya.
Oh ya, sebelum kelupaan. Waktu pertama kali bekerja saya juga mem-budget-kan sedikit penghasilan saya untuk membeli kaset. Kenapa sih kaset? karena saya memang membutuhkannya.
Sewaktu bekerja di Pioneer, saya di tugaskan ke lapangan untuk melakukan visit ke customer yang berada di Lampung. Jadi mobilitas saya yang cukup tinggi mengharuskan saya menyetir setiap hari. Mau gak mau, teman sejati nya adalah tape mobil.
Sekadar info saja, jika kita ke Lampung di tahun 1997 tersebut, banyak blank spot jika kita menyetel radio. Apalagi radio favorit kala itu adalah di band FM yang memang belum banyak stasiun radio yang hijrah ke gelombang tersebut. Stasiun radio waktu itu lebih banyak di gelombang AM.
Karena banyak nya blank spot, maka satu satu nya teman keliling Lampung adalah kaset. So… mulai dari Gun’s n Roses hingga Debbie Gibson menemani keseharian saya waktu itu.
Back to Buku.
Banyak orang bilang bahwa saat ini terjadi pergeseran perilaku membeli baik itu pembeli loyal ataupun pembeli iseng iseng atau kadang kadang. Dulu kita selalu mengunjungi toko buku untuk membeli buku, membaca buku/sinopsis buku. Jadi memang harus rela jalan ke toko buku.
Sekarang trend nya adalah MAGER, alias MAlas GERak. Ya… mager ini mengakibatkan bisnis online marak di dunia, wabilkhusus di Indonesia.
Selain karena alasan mager, pembeli juga lebih memiliki peluang mencari buku yang tepat, jika kita membeli di online atau market place. Semua market place di Indonesia menyediakan jual beli buku. Tapi, dari sekian banyak marketplace ini, saya cenderung membeli di Tokopedia, setelah itu ke Shopee. hehehe, iklan yaa. Gak apa-apa deh, emang kenyataan nya demikian.
Saya hanya cukup mengetikkan kata kunci, misalnya saya lagi mencari buku tentang kesehatan dengan topik mandi pagi. Saya cukup ketikkan “buku sehat mandi pagi”. Setelah itu akan keluar buku dengan kata kunci yang mirip dengan topik buku yang kita cari.
Jangan kaget jika hasil pencarian nya bias kemana mana, karena memang market place ini akan menjaring anda untuk membeli buku apa saja, sehingga dengan kata yang spesifik pun, akan keluar beragam buku.
Bagaimana caranya supaya pencarian kita tepat sasaran dan cepat? Cara paling gampang adalah ke Toko Buku. Yaa… ke toko buku. Itu yang biasa saya lakukan.
Ada kalanya kalau kita ke toko buku kita dilarang untuk memotret buku. Tapi selama ini sih, saya fine fine saja memotret buku tersebut. Karena memang kita bisa mensiasati nya dengan pura pura menulis di wa kemudian kita potret.
Atau cara paling gampang, langsung buka aplikasi tokopedia dan langsung ketik judul buku yang kita mau beli plus nama pengarangnya. Itu cara praktis yang saya lakukan. Simpel kan.
Tahukan anda, bahwa ternyata membeli buku di market place itu jauh lebih murah ketimbang di toko buku. Mungkin alasan nya bahwa di market place gak ada royalti atau komponen biaya untuk sewa toko buku. Jelas sudah bahwa jika buku di pajang di toko buku terkemuka pastinya harga akan mahal dan prestise.
Tentunya toko buku juga ingin menjual buku yang laris dan update. Jadi, buku buku jadul dan gak laku biasanya tidak dipajang lagi di rak penjualan buku.
Setelah anda mengetikkan judul buku yang spesifik, biasanya market place juga akan memberikan saran bagi anda untuk membeli buku sejenis. Misalnya jika anda mau membeli buku sirah nabawiyah, maka anda akan diarahkan juga untuk membeli buku hadist, buku sejarah sahabat dan lain lain.
Mudah bukan membeli buku di market place.
Satu hal lagi, anda akan menemui buku buku antik yang tidak bakalan anda temukan di toko buku. Kenapa..? Karena buku antik atau jadoel itu memang sudah tidak layak pajang lagi. Toko buku akan menjual buku update dan diperkirakan laris manis jika di pajang di rak penjualan. Saya kita itu alasan yang sangat logis.
Nah….. harusnya toko buku mensosialisasi kan toko online nya di market place dan memberikan harga yang miring untuk konsumen.
Wah,… kalau begitu untung toko buku akan berkurang dong. Ya, memang akan berkurang. Tapi itu lebih baik daripada gak ada yang beli. Karena mau gak mau, penerbit karbitan atau indie pasti akan menjual bukunya langsung ke pasar dan tidak melalui toko buku.
Teman teman pernah kan melihat buku yang harga nya 200,000 bahkan 400,000 padahal bukunya hanya setebal 250 halaman. Itu biasanya dilakukan para mastah internet. Daaannnn…. bukunya laris manis. Betul kan?
Saya gak usah sebut namanya yaa, anda pasti tahu buku siapa itu. Yang jelas yang mau saya tulis disini bahwa membeli buku di market place itu menyenangkan dan murah. Saya bisa mendapatkan buku lama yang masih layak baca dan tidak dijual di toko buku. Contohnya buku Layla Majnun diatas
Oke…. gak usah lama lama, silahkan anda buka aplikasi android anda dan unduh market place yang ada. ketik kata kunci buku yang anda cari dan rasakan bedanya.
Salam Membaca Buku
Bogor, 27 Januari 2020