Hari ini saya mendapatkan berita yang sangat baik mengenai kedua orang anak saya, M Akbar Rasyid dan Rahma Azkia Zahra. Berita WA yang terkirim dari wali kelasnya kepada istri saya yang mengabarkan bahwa keduanya mendapatkan reward untuk bermain flying fox di Sekolah Islam SDIT Ibnu Hajar Bogor.
Reward atau hadiah atas keberhasilan seorang siswa dalam menempuh pendidikan yang dilihat dari hasil nilai Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Uniknya, reward yang diberikan oleh SDIT Ibnu Hajar ini berupa privilidge untuk bermain flying fox.
Wahana flying fox yang ada di sekolah tersebut cukup bagus. Dibangun tidak lama setelah bangunan sekolah dari kelas 1 hingga kelas 5 selesai yang berada di sisi samping sekolah. Flying fox menjadi eksklusif tatkala hanya siswa-siswa tertentu saja yang boleh menaiki wahana tersebut. Tentu saja banyak siswa yang terinspirasi untuk bermain flying fox.
Ternyata tidak mudah untuk berhasil menjadi Pemenang atau menjadi siswa yang mendapatkan reward. Rahma alhamdulillah berhasil mendapatkan 6 mata pelajaran dengan nilai diatas 90, berarti dia lolos bersama ketiga teman sekelasnya untuk naik flying fox. Saya lihat betapa gembira nya ia pada pagi hari ini tatkala saya membangunkannya untuk mandi.
Hanya dengan perkataan : ” Rahma… ayo cepat mandi. Hari ini kan jadual untuk naik flying fox.” demikian ujar saya sewaktu membangunkan Rahma dari tidur pagi selepas shalat Subuh. Dengan bergegas Rahma beranjak ke kamar mandi dan cepat-cepat berkemas untuk pergi ke sekolah.
Lain Rahma, lain pula Akbar. Abangnya ini agak spesial. Untuk soal ketekunan, Rahma diatas Akbar, tetapi untuk soal hafalan, Akbar kelihatannya lebih baik ketimbang adiknya. Hafalan Akbar alhamdulilah lumayan, sudah hampir 4 juz. sedangkan Rahma masih di 1 juz, mau beranjak ke 2 juz Al Qur’an.
Abang Akbar, kali ini mendapatkan ia mendapatkan nilai diatas 90 untuk pelajaran matematika, PLH, IPS, sedangkan nilai 100 didapat dari Bahasa Inggris dan PAI. Sebenarnya yang mengkhawatirkan adalah nilai matematika. Terus terang saya amati dalam beberapa kali ujian matematika, nilainya kurang memuaskan. Entahlah… apakah nurun dari ayahnya yang tidak suka matematika, hehehe.
Karena kenyataan pahit tersebut, akhirnya mama Akbar mewanti-wanti saya untuk mengajar kedua anak saya tersebut, khususnya pada bulan puasa ini. Karena memang dasarnya saya ini agak keras, maka mereka berdua saya marah-marahin sewaktu belajar dengan saya. Tapi entah kenapa, keduanya kog malahan semakin lengket sama saya. Saya selalu ulang beberapa soal sejenis yang tidak bisa mereka kerjakan. Alhamdulillah…. bakat ibu nya lebih menurun kepada keduanya ketimbang saya, sehingga UKK kali ini nilai mereka memuaskan.
Begitulah… reward naik flying fox bagi keduanya berasa seperti meneguk air Kurma hangat sewaktu berbuka puasa. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Saya katakan kepada keduanya, ini bukanlah hasil final. Keberhasilan kalian adalah nanti sewaktu kalian lulus sekolah dan terjun ke masyarakat dengan bekal hafalan 30 juz Al Qur’an, berakhlak mulia dan berguna bagi orang di sekelilingnya. Paling tidak itu adalah salah satu parameter keberhasilan
Mudah-mudahan Allah akan mudahkan mereka berdua untuk menjadi Al Hafidz dan saya diberi kesempatan untuk melihat keberhasilan itu, aamiin…