Hari ini, 11 Maret 2017 saya mendapatkan jadual untuk mengisi kursi Mentor sebagai dokter di Klinik Bisnis Komunitas Tangan Di Atas (TDA) di acara Pesta Wirausaha Nasional 2017 yang diadakan di Taman Mini Indonesia Indah. Hari terakhir sekaligus penutupan acara tahunan sekaligus pelantikan ketua TDA 5.0 yang baru.
Bermula dari pesan di WA oleh mba Atieq yang mendapatkan info bahwa ada member TDA Depok yang memiliki bisnis yang bergerak di bidang agro, sehingga beliau menghubungi saya. Info itu dari mas Rama dan Mba Delly, member bitubi TDA Depok.
Tadinya kaget juga mendapatkan tawaran untuk mengisi klinik bisnis. Terus terang saya belum pernah memberikan coaching, atau menjadi mentor bisnis, dan seketika saya bilang kepada mba Atieq bahwa kompetensi saya hanya sedikit. Saya sedikit menguasai ilmu ayam broiler, sapi perah, lele, ternak burung, bisnis frozenfood. Lebih banyak menguasai kulit nya saja, ketimbang dalemannya.
Untuk menjadi expert di satu bidang ternyata memang tidak gampang. Karena selain harus mumpuni di bidang tersebut, juga harus memiliki jaringan yang luas.
Dengan mesin kecerdasan Sensing Extrovert, dari STIFFin, saya diberi kemampuan untuk ATM, Amati Tiru, dan Modifikasi. Dengan mesin kecerdasan tersebut memang saya lebih mudah untuk mengadopsi sesuatu dan belajar cepat sehingga bisa menguasai bidang ilmu baru. Dan memang, saya lebih banyak meniru dan me-modifikasi, ketimbang menciptakan sesuatu yang baru.
Kembali ke Klinik Bisnis di Pesta Wirausaha Nasional 2017.
Ada hal menarik selama diskusi bareng, saya menyebutnya demikian, sebagai pengganti istilah coaching atau mentoring. Saya pancing dengan pertanyaan apa bisnis yang bapak atau ibu jalani, dan apa yang ingin didiskusikan disini.
Ada beberapa peserta diskusi yang menjawab sesuai dengan tema hari itu, Agro. Beliau memiliki lahan seluas 1000 meter dan sudah ditanami rambutan dan coklat. Beliau mau memanfaatkan lahan di bawah tanaman tersebut, sehingga memiliki nilai lebih. Tentunya, sesuai dengan tema, saya arahkan beliau untuk menanam tanaman di polibag dan beliau kudu survei ke seputaran serang, ke lapak-lapak tanaman, mensurvei tanaman apa saja yang laku dan gampang ditanami. Dan cling…. Pucuk merah. Beliau sendiri yang mengutarakan itu. Langsung diskusi mengarah ke pucuk merah, karena memang tanaman pucuk merah bisa diperbanyak melalui stek batang dan bisa di produksi massal.
Ada lagi yang mau tanam hidroponik. Hadewh,….. ini pertanyaan sulit, gumam saya di dalam hati. Tak apalah, saya coba explore mau kemana si bapak ini. Ternyata beliau mau tanam cabe di hidroponik. Saya gali lagi, untuk apa bapak tanam hidroponik? apakah tanaman sayuran hidroponik bapak sudah bapak jual dengan sukses? Dia jawab belum. Jika memang belum ke komersial, saya bilang ya sah-sah saja, tapi sayang jika kemampuan hidroponik itu tidak bapak jual.
Akhirnya saya buka kartu saya ke beliau agar arahkan hobi hidroponik itu ke bisnis beneran dan menghasilkan. Usaha Jasa, yaitu wisata edukasi. Kebetulan posisi beliau di Batam, yang notabene sulit sekali atau jarang para siswa mendapatkan tempat atau wahana untuk berwisata edukasi di Batam. Nah… kalau tema ini pas jika saya sharing usaha Wisata edukasi TK dan SD saya, yaitu di Sentulfresh.
Saya orat-oret di kertas yang disediakan panitia, dan mulailah saya menggambar sketsa tata letak dan skema harga yang saya setting di awal edufarm hingga sekarang sudah mencapai 100,000 per anak. Penasaran kah anda dengan oret-oretan itu…? Kertas tersebut diminta oleh si bapak dan di bawa ke Batam, hihihihi…. Ternyata tulisan tangan saya yang jelek itu bisa laku juga untuk dibaca beliau. Tak apalah… oleh-oleh ilmu sedikit lebih baik ketimbang ice yoghurt 1 pax.
Tanpa dinyana, saya ketemu juga dengan bapak yang jualan bakso, dan mau menjual dalam bentuk beku. Lagi-lagi Allah bantu saya untuk sharing pengalaman yang saya miliki. Singkat cerita, saya berkisahlah tentang komunitas keren para produsen makanan beku, yaitu komunitas frozenfood indonesia yang para-membernya dikenal sebagai Frozeners. Dan tak lupa saya sarankan untuk menggunakan Local SEO di google, yaitu menggunakan google my business. Tips mengenai GMB ini saya tulis DI SINI.
Yang mengejutkan adalah, ada pengusaha ayam layer, atau ayam petelur yang diskusi juga pada hari itu. Surprise…. lagi-lagi, Allah berikan orang yang mau konsul soal ayam, bidang yang gak jauh-jauh amat dengan bidang yang saya tekuni. Beliau ternyata memiliki hutang 3 milyar rupiah ke beberapa bank. Dan saya sarankan disitu, agar beliau menyelesaikan hutangnya terlebih dahulu, baru membereskan usaha ternak ayam petelurnya. Dengan gaya sedikit “mendadak ustadz”, saya kasih sharing sedikit pengetahuan tentang riba dan bagaimana the power of sedekah dan keajaiban rumah tahfidz yang sudah saya mulai 6.5 tahun yang lalu di Sentulfresh.
Tak terasa, hampir 3.5 jam saya bicara panjang lebar, gak putus-putusnya membuat tenggorokan kering dan menyebabkan saya agak batuk. Terus terang ini pengalaman pertama saya menjadi mentor dadakan. Tapi Alhamdulillah…. pengalaman ini terlewati dan saya bangga menjadi bagian dari komunitas TDA, khususnya dari club bitubi TDA Depok.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Taman Mini Indonesia Indah
11 Mei 2017
Pesta Wirausaha Nasional 2017