Dalam 2 bulan terakhir ini saya hampir setiap minggu, baik itu offline ( di pendopo Sentulfresh) dan online (di whatsapp dan Telegram) ada saja yang bertanya sana sini. Kebanyakan ada hubungannya dengan pembuatan website, google my business. Entah kenapa, mengajar terasa mengasyikkan.
Sewaktu memutuskan untuk mengambil Fakultas Pertanian di Universitas Lampung, salah satu alasan saya adalah saya ingin menjadi insinyur dan tidak mau mengajar, hehehe. Pasalnya, dari 5 bersaudara, saya nomor keempat, hanya saya yang melenceng jurusannya. Saya ambil program studi Teknologi Hasil Pertanian.
Kesibukan mengajar ini tidak terlepas dari aktivitas saya sebagai salah satu pengurus di komunitas frozenfood indonesia. Saya memang menyediakan tempat di Sentulfresh untuk kegiatan tatap muka, kopdar, juga belajar mengajar. Tempatnya cukup asyik kog. Bagi teman-teman yang belum pernah lihat sapi 1 ton, datanglah kesini. Anda bisa lihat dan “membelai” si sapi dan ber selfie ria dengan si Berat tersebut. Asyiik bukan…?
Entah mengapa saya terdampar menjadi “guru” bagi teman teman saya. Bermula dari kesulitan saya membuat website. Sampai-sampai saya minta tolong teman untuk membuatkan web yang representatif untuk sentulfresh, bahkan sudah menyiapkan dana untuk itu. Apa daya…. setelah dibuat, saya kesulitan untuk update konten. Bahkan saya sama sekali tidak mengerti apa itu cpanel, dashboard, plugin, jetpack, seo dan istilah-istilah yang cukup membuat kepala ini nyut-nyutan jika mendengarnya.
Belajar otodidak membuat website berbasiskan wordpress bukanlah perkara gampang bagi seorang newbie seperti saya. Tetapi dengan keterpaksaan dan keinginan kuat untuk bisa, maka malam-malam saya lewati dengan buka tutorial wordpress dan buka buku belajar membuat website. Apakah itu sulit…? Sulit bagi yang belum tahu. Dan Mudah, bahkan sangat mudah bagi yang sudah tahu.
Jadi begini… Banyak dari kita kadang tidak menyakini kemampuan diri kita untuk melompat lebih tinggi dari “batas” tertinggi leompatan kita. Pernah kan anda membaca atau mendengar istilah seperti katak dalam tempurung. Katak tersebut di kungkung oleh tempurung dan sepanjang waktu dari hari ke hari, bulan ke bulan dan bahkan sampai tahun berganti tahun, si katak hanya melangkah paling tinggi adalah setinggi tempurung.
Tatkala si katak di lepas dan di suruh melompat, maka dia hanya melompat sebatas tempurung tersebut. Tidak lebih tidak kurang. Kata motivator bisnis, ini namanya “mental Block”. Yang beginian kudu di obrak abrik mentalnya, sehingga dia bisa lepas dari keterkungkungan di tempurung tersebut.
Nah… saya men-doktrin kan kedalam fikiran saya bahwa saya adalah “orang yang cepat belajar”. Terserah apa kata orang lain. Bahkan teman sekolah saya pun tahu bahwa saya ini adalah pembelajar yang biasa biasa saja alias IPK pas pasan dan nilai raport semasa SMA dan SMP gak jauh-jauh amat dari nilai 7. Nilai rata rata, hehehe. Gak percaya yaa…? Tanya deh ke teman teman saya.
Doktrin tersebut berhasil dan saya sukses membuka “mental block” saya dan horrey… saya bisa buat website. Meskipun sangat sederhana, dengan template yang biasa-biasa saja dan monoton saja, saya bangga dengan pencapaian itu. Dan ini memotivasi saya untuk mengajar ilmu saya yang sedikit ini kepada para frozeners.
Tahukah anda bahwa karena terbiasa mengajar ibu-ibu yang notabene nol dalam hal ilmu website, akhirnya saya bisa membaca wordpress luar kepala. Terutama settingan standard yang dibutuhkan untuk membuat web. Dan itulah hikmah dari mengajar. Semakin tinggi jam terbang kita dalam mengajar, maka ilmu yang kita ajarkan tersebut akan nemplok di kepala kita dan bisa hafal luar kepala.
Demikianlah… mengajar menjadi keasyikan tersendiri bagi saya. Saya pun teringat akan keutamaan ilmu. Bahwa mengajar ilmu yang bermanfaat bagi si murid dan si murid bisa mengambil manfaat maksimal, bahkan bisa memanfaatkannya untuk berusaha, dan mencari nafkah, Insya Allah ilmu itu akan diganjar dengan pahala yang berlipat.
So… bagi anda yang punya ilmu, saya sarankan jangan pelit akan ilmu anda. Ajarkan selagi masih ada nafas dikandung badan. Jangan sampai menyesal, tatkala nafas sudah sampai di kerongkongan paling ujung, tatkala malaikat maut sudah stand by di depan kita, maka penyesalan lah yang terjadi. Dan jangan lupa, tunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai seorang Muslim dan menjauhlah dari apa yang di larang Nya. Itu hal prinsip yang perlu di ingat oleh kita semua.
Salam hangat dari Sentulfresh,
4 Agustus 2016