Hari ini adalah hari yang cukup spesial bagi saya karena ada “tugas negara” untuk mengantar Abang Akbar mengikuti lomba Tahfidz di Sapta Lomba Yang diikuti oleh sekolah yang berada di kecamatan Bogor Timur.
Lomba diadakan di salah satu sekolah Negeri di Sukasari Bogor, dekat gang Aut di jalan Batu Tulis Bogor. M Akbar Rasyid ditunjuk oleh sekolah untuk mewakili SIIHA, Sekolah Islam Ibnu Hajar Katulampa, sebagai salah satu peserta lomba tahfidz. Selain Akbar, ada 10 orang murid dari SIIHA yang ikut lomba tersebut.
Bermula dari pemberitahuan yang saya dapatkan dari mama nya Akbar, beberapa minggu sebelumnya, M Akbar Rasyid di test oleh guru tahfidz di sekolahnya beserta teman-teman yang yang lain. Tidak dinyana, ia ditunjuk oleh pak Yusuf, kepala sekolah di SIIHA untuk mengikuti lomba tahfidz.
Kontan saja Akbar misu-misu, gusar dan sampai di rumah ngomel-ngomel. Sejatinya Akbar itu adalah anak introvert. Dia memang tidak biasa tampil di muka umum. Memiliki sifat dasar pemalu, dia tidak pernah mengaku jika sudah memiliki hafalan 3 juz lebih, mendekati 4 juz. Bahkan sewaktu acara khotmil Qur’an di sekolahnya, ia tidak terpilih sebagai siswa yang sudah khatam 1 juz.
Anak saya ini adalah sulung dari 2 bersaudara, bersama adiknya, Rahma Azkia Zahra, saya masukkan ke Sekolah Islam Ibnu Hajar. Saat ini Akbar memasuki jenjang kelas 5 SD, sedangkan adiknya Rahma di kelas 2 SD.
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=GZ0t_Y3Q2f0&w=600&h=400]
Alhamdulillah Akbar kami didik sedari dini mengenal Al Qur’an sejak ia memasuki TK nol kecil di TK Akbar Pajajaran Bogor. Pada saat TK nol besar, alhamdulillah Akbar sudah berhasil menghafal Al Qur’an 1 juz, yaitu juz Amma dibawah bimbingan ustadz Firdaus, Al Hafidz.
Hafalan Abang Akbar agak mengendur tatkala ia menginjakkan kakinya di kelas 1 dan 2 SD, karena saya sekolahkan ia di SD Negeri Gunung Gede. Awalnya saya berharap, dengan sekolah di SD Negeri, prestasi hafalan Akbar akan semakin meningkat karena dia memiliki waktu luang lebih banyak.
Ternyata harapan hanya tinggal harapan. Alih-alih hafalannya meningkat, malahan ia semakin lama semakin murung dan menarik diri dari pergaulan di SD Negeri tersebut. Usut punya usut, ternyata memang Abang Akbar tidak cocok bersekolah di kelas yang berisi 40 siswa. Ia lebih cocok bersekolah di kelas kecil. Akhirnya pilihan sekolah jatuhlah ke SIIHA di Katulampa.
Kami sekolahkan ia di SIIHA pada saat kenaikan ke kelas 3. Sejak saat itu M Akbar Rasyid resmi menjadi murid sekolah alam di SIIHA.
Sekolah Islam Ibnu Hajar Katulampa (SIIHA) menempati tanah yang baru dibangun. Berlokasi di jalan menuju bendungan Katulampa, Sekolah Islam Ibnu hajar memiliki konsep sekolah alam yang berbasiskan Al Qur’an dan kewirausahaan. Dengan di dukung oleh alam yang asri di pinggir jalan menuju Katulampa, sekolah ini merekrut guru-guru dengan kompetensi yang baik dan tentu saja, memiliki dasar-dasar akhlak Qur’ani.
Demikianlah sekilas gambaran singkat mengenai Sekolah Islam Ibnu Hajar, yang biasa disingkat dengan SIIHA.
Kembali ke lomba Tahfidz se kecamatan Bogor Timur.
Abang Akbar mempersiapkan dirinya secara serius. Di bawah bimbingan ustadz Farkhan, Al Hafidz, Abang men-drill kemampuan hafalannya khususnya juz 30. Alhamdulillah… menurut ustadz Farkhan, Abang sudah hafal dan mengerti jika di test semua ayat di juz 30 tersebut. Beliau melatih Abang tidak hanya hafalan biasa, tetapi dengan memotong penggalan ayat, selanjutnya abang lanjutkan. Juga melatih menebak nama ayat, setelah sebelumnya pak ustadz membaca sebagian ayat tersebut.
Menurut pengajar di Rumah Tahfidz Akbar ini, jika soal yang diajukan di acak dan di test semua ayat di juz 30, kemungkinan besar Abang bisa juara 1. Saya lihat, mereka berdua memang serius mempersiapkan lomba ini.
Alhamdulillah.. kabar baik datang dari guru SIIHA, ibu Laras, bahwa Sekolah Islam Ibnu Hajar berhasil mendapatkan Juara 1 lomba pildacil yang diwakili oleh M Nazih Nazmudin, Juara 2 lomba Tahfidz putra oleh M Akbar Rasyid dan Juara 2 lomba Tahfidz putri oleh Nadia Fatma Nailatusy. Dengan didampingi oleh ibu Laras dan Ibu Asri, dari 11 orang siswa SIIHA, mereka membawa 3 piala kejuaran ke sekolah.
Sesuai janji kami berdua dengan mama nya Abang Akbar, maka ia pun mendapatkan hadiah dari kami. Ini sengaja kami berikan untuk memotivasi Abang Akbar untuk giat menghafal Qur’an. Juara atau tidak juara bukanlah tujuan utama. Tujuan kami mendorong ia mengikuti lomba ini adalah untuk melatih mental nya sehingga ia terbiasa mengalami kalah ataupun menang.
Mudah-mudahan kemenangan ini membuat siswa Sekolah Islam Ibnu Hajar menjadi semakin giat belajar dan rendah hati dalam menerima kemenangan ataupun kekalahan.