Zulhamariansyah.com. Bagi peternak ayam broiler yang sudah mengalami pasang surutnya usaha, ada beberapa kiat untuk bertahan di bisnis ayam broiler yang keras ini. Usaha yang tidak mengenal lelah dan perbaikan terus menerus di manajemen mutlak harus dilakukan oleh pelaku bisnis ayam broiler.
Seperti kita ketahui bersama, harga ayam broiler di pasaran saat ini sudah memberlakukan sistem harga posko. Harga posko adalah harga patokan dimana peternak dapat menggunakannya sebagai harga dasar yang di gunakan untuk negosisasi dengan penangkap atau broker ayam.
Harga posko di dapat dari meeting posko yang dilakukan oleh pelaku broiler seperti Perusahaan besar : Japfa Comfeed, Charoen Popkhan, Sierad Produce, dan asosiasi perunggasan yang tergabung dalam GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional).
Baca juga: Kiat Bisnis Ayam Broiler : Mengatasi Amonia di Kandang
Contoh harga posko Harga posko jabodetabek (Jumat, 06 Februari 2015)
Ukuran 0.8 – 1.0 = Rp. 20,100/kg
Ukuran 1.0 – 1.2 = Rp. 19,700/kg
Ukuran 1.2 – 1.4 = Rp. 19,400/kg
Ukuran 1.4 – 1.6 = Rp. 19,100/kg
Ukuran 1.6 – 1.8 = Rp. 18,800/kg
Ukuran > 1,8 = Rp. 18,800/kg
Harga yang berlaku di pasaran bisa harga posko atau harga yang sudah terkoreksi. Peternak sering mendengar istilah CN dan DN. CN ini berarti potongan harga atau korting. Misalkan harga posko ayam 1,0-1,2 kg adalah 19,700 per kg dengan CN 1000, maka harga riil adalah 19,700 -1,000 = 18,700 per kg.Kebalikannya dengan DN yang menguntungkan peternak. Misalkan harga posko 19,700, DN 1000 maka harga yang berlaku (harga riil) adalah 19,700 + 1,000 = 20,700 per kg.
Faktor harga tidak bisa dikendalikan oleh peternak. Banyak kepentingan yang bermain di sektor harga, baik itu kepentingan penguasa/pemerintah, kepentingan perusahaan besar, force majeur (bencana alam), dan faktor lainnya. Peternak ayam, terutama peternak ayam mandiri biasanya mengesampingkan faktor harga dalam mengevaluasi kinerja usaha ayam broiler.
Artikel menarik: Korisa, Indah Namanya, Maut Akibatnya (edisi ternak ayam broiler)
Menjaga performance ayam broiler dengan menekan FCR (Feed Conversion Ratio), menekan kematian dan pada akhirnya menaikkan Broiler Performance Index, yang lazim disebut IP. Itu adalah kunci bertahan di bisnis ayam broiler.
Selain menjaga performance (IP) peternak juga bisa mensiasatinya dengan menjual ayam pada semua level harga mereka memiliki stok penangkap/broker baik itu ayam dengan ukuran 08-1,0 kg/ekor hingga ukuran besar diatas 1,8 kg/ekor.
Pada akhirnya keputusan menjual ayam pada peternak mandiri adalah hak mereka masing-masing. Artinya jika harga cenderung jatuh, maka sebaiknya mereka cepat-cepat menjual ayamnya. Ini berarti akan menekan jumlah kerugian. Jika proyeksi harga semakin hari semakin turun, maka jika peternak tidak segera melakukan tindakan sold out, kerugian yang lebih besar di depan mata.
Sebaliknya, jika kecenderungan harga mulai menaik dan kondisi ayam bagus (sehat), maka tidak ada alasan bagi peternak mandiri untuk menahan ayamnya hingga level harga di atas 1,4-1,6 kg/ekor. Untuk pasar jabodetabek, ukuran 1,4-1,6 adalah ukuran favorit yang diminati oleh penangkap ayam.
Comment